9 Negara Paling Tidak Aman untuk Turis: Mengungkap Bahaya di Balik Destinasi
Berwisata adalah salah satu cara terbaik untuk mengeksplorasi dunia, mempelajari budaya baru, dan menciptakan kenangan yang tak terlupakan. Namun, tidak semua negara menawarkan pengalaman yang aman bagi para pelancong. Di beberapa tempat, kondisi politik yang tidak stabil, tingginya tingkat kejahatan, atau ancaman lainnya membuat kunjungan ke sana sangat berbahaya. Berikut ini adalah daftar 9 negara yang paling tidak aman untuk turis, di mana kewaspadaan ekstra sangat diperlukan.
1. Suriah: Negeri yang Hancur oleh Perang
Dulu dikenal dengan kekayaan sejarah dan budayanya, Suriah kini hancur akibat perang saudara yang berkepanjangan sejak 2011. Konflik ini telah menghancurkan banyak kota besar seperti Aleppo dan Damaskus, menjadikannya tempat yang sangat berbahaya. Ancaman kekerasan, penculikan, serta sisa-sisa bahan peledak membuat negara ini hampir mustahil untuk dikunjungi dengan aman.
2. Afghanistan: Pusat Konflik yang Tak Berkesudahan
Afghanistan telah lama menjadi sinonim dengan konflik. Setelah penarikan pasukan internasional pada tahun 2021, Taliban dengan cepat mengisi kekosongan kekuasaan yang ditinggalkan. Ketidakstabilan politik, ditambah dengan serangan teroris yang sering terjadi, membuat Afghanistan sangat berbahaya bagi turis. Daerah di luar Kabul, ibu kota, terutama berisiko tinggi karena banyaknya kelompok militan yang beroperasi.
3. Venezuela: Jatuhnya Negara yang Pernah Maju
Venezuela, yang dulunya merupakan salah satu negara terkaya di Amerika Selatan, kini jatuh ke dalam kekacauan ekonomi yang parah, yang mengakibatkan kemiskinan ekstrem, tingginya angka kejahatan, dan ketidakstabilan politik. Inflasi yang meroket dan kelangkaan makanan telah memicu keruntuhan sosial, menjadikan negara ini sangat berbahaya bagi turis. Penculikan, perampokan bersenjata, dan protes yang berujung kekerasan adalah hal yang biasa terjadi, dan wisatawan sering menjadi target karena dianggap sebagai orang kaya.
4. Yaman: Konflik yang Terlupakan
Perang saudara di Yaman seringkali tertutupi oleh konflik global lainnya, namun telah menciptakan salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia. Pertempuran yang berkelanjutan antara pemberontak Houthi dan pasukan pemerintah, ditambah dengan serangan udara dan infrastruktur yang runtuh, membuat negara ini menjadi zona berbahaya bagi turis asiabet. Wabah kolera, kelaparan, dan kurangnya perawatan medis semakin memperparah situasi.
5. Somalia: Negara dalam Kekacauan
Somalia telah dilanda kekerasan dan ketidakstabilan sejak runtuhnya pemerintahan pusat pada tahun 1991. Negara ini terkenal dengan pembajakan, terorisme, dan perang antar klan yang terus berlangsung. Al-Shabaab, sebuah kelompok militan yang memiliki hubungan dengan al-Qaeda, menguasai sebagian besar wilayah negara ini, dan risiko penculikan, pembunuhan, serta konflik bersenjata sangat tinggi. Bahkan di daerah yang relatif stabil, tingkat kejahatan tetap tinggi, dan penegakan hukum hampir tidak ada.
6. Irak: Warisan Konflik yang Berkepanjangan
Irak terus berjuang untuk pulih dari dekade perang, sanksi, dan pemberontakan. Meskipun beberapa daerah, seperti Baghdad, telah mengalami peningkatan keamanan, sebagian besar wilayah negara ini tetap berbahaya karena adanya sisa-sisa kelompok ISIS dan kelompok militan lainnya. Turis menghadapi risiko dari terorisme, kekerasan sektarian, dan sisa-sisa bahan peledak. Situasi politik yang masih tidak stabil serta protes anti-pemerintah yang sering terjadi dan sering kali berakhir dengan kekerasan menambah daftar bahaya di negara ini.
7. Sudan Selatan: Negara Baru yang Penuh Bahaya
Sudan Selatan merdeka pada tahun 2011, namun dengan cepat jatuh ke dalam perang saudara. Kekerasan etnis, ketidakstabilan politik, dan kemiskinan yang meluas menciptakan lingkungan yang sangat berbahaya. Negara ini dipenuhi dengan kelompok-kelompok bersenjata, dan kekerasan dapat meletus kapan saja. Kurangnya infrastruktur dan fasilitas medis berarti bahwa keadaan darurat apa pun dapat dengan cepat menjadi ancaman yang mematikan.
8. Republik Afrika Tengah: Negeri Penuh Gejolak
Republik Afrika Tengah (CAR) telah berada dalam keadaan konflik hampir terus-menerus sejak memperoleh kemerdekaan pada tahun 1960. Negara ini terbagi antara berbagai kelompok bersenjata, dan pemerintah hanya menguasai sebagian kecil wilayahnya. Penculikan, perampokan bersenjata, dan serangan terhadap warga sipil adalah hal yang biasa terjadi, dan PBB menggambarkan situasi di negara ini sebagai salah satu krisis yang paling diabaikan di dunia. Kurangnya hukum dan ketertiban, ditambah dengan kemiskinan yang ekstrim, menjadikan CAR salah satu tempat paling berbahaya bagi turis.
9. Libya: Negara yang Hancur Pasca Revolusi
Libya, yang dulunya merupakan tujuan wisata populer karena reruntuhan Romawi dan garis pantai Mediterania, telah berada dalam kekacauan sejak jatuhnya Muammar Gaddafi pada tahun 2011. Negara ini terpecah antara berbagai faksi, dan konflik yang berkelanjutan membuat sebagian besar wilayah Libya tidak aman untuk dikunjungi. Milisi, kelompok bersenjata, dan afiliasi ISIS beroperasi dengan bebas, dan risiko penculikan, perampokan kendaraan, dan kejahatan kekerasan sangat tinggi. Tidak adanya pemerintahan yang berfungsi dan meluasnya ketidakaturan hukum membuat Libya menjadi salah satu negara paling berbahaya bagi turis.
Kesimpulan
Perjalanan adalah cara yang luar biasa untuk memperluas wawasan, tetapi sangat penting untuk menyadari risiko yang mungkin ada. Negara-negara yang tercantum di atas menghadirkan bahaya yang signifikan, dan turis sebaiknya menghindarinya kecuali dalam keadaan yang sangat mendesak. Jika perjalanan tidak dapat dihindari, persiapan yang matang dan pemahaman mendalam tentang situasi lokal adalah hal yang sangat penting. Keselamatan harus selalu menjadi prioritas utama saat merencanakan perjalanan ke mana pun.
baca juga Rekomendasi Link Alternatif Terbaru 2024. Portal lainnya https://rantchic.com/